Asosiasi Kebudayaan dan Seni Nusantara Adakan Serasehan dengan Prodi SPI Fakultas Adab

Screenshot_20220312-191255_Instagram

Bangil, Dalwa Berita – Kamis sore (10/3/2022) AKSI Nusantara (Asosiasi Kebudayaan dan Seni Nusantara) dan MHBN Pasuruan mengadakan sosialisasi programnya yang bertajuk Sejarah dalam Perspektif Seni dan Budaya di Ravaa Room, Dalwa Hotel Syariah.

Acara silaturahmi dan sarasehan yang dimulai pukul 15.00 WIB itu dihadiri oleh para dosen IAI Dalwa, Budayawan Jawa dan 30 mahasiswa Prodi Sejarah Peradaban Islam Fakultas Adab IAI Dalwa.

Bapak Dewa Mega Angga sebagai pembicara dari AKSI Nusantara mangatakan bahwa pengkajian sejarah itu mesti dilengkapi dengan ilmu arkeologi untuk pengamatan di lapangan.

“Karena sangat perlu penambahan wawasan tentang arkeologi lapangan itu. Karena sejarah itu belum komplit kalau belum mengenal budayanya, yang perlu kita uraikan kembali masalah sejarah yang selama ini masih rancu, yaitu sejarah makam-makam Islam,” ungkap Ketua AKSI Nusantara itu.

Bapak Mintoro menjelaskan salah satu budaya Jawa yang dipakai dalam penyebaran Islam adalah Tembang Macapat, yaitu sastra Jawa yang muncul di akhir kepemimpinan kerajaan Majapahit dan dipopulerkan oleh Wali Songo berisi nasehat agama. Sampai saat ini, Tembang Macapat masih dibaca oleh kalangan masyarakat Jawa ketika acara keagamaan.

Bapak Erwin Guno Asmoro dari Pedalang Pasuruan mengatakan penyebaran Islam di tanah Jawa juga menggunakan kebudayaan Jawa itu sendiri, salah satunya adalah wayang.

“Gelar pedalangan pertama kali digunakan oleh Sunan Kalijaga pada era Demak yang diberikan oleh Sunan Bonang waktu itu,” ungkapnya.

Beliau juga mengungkapkan bahwa wayang itu sudah ada sebelum Islam datang di tanah Jawa pada masa Mataram Kuno. Adapun gelar pemain wayang dinamakan Syahman. Ketika Islam datang, maka pertunjukan wayang tersebut digunakan para Wali Singo sebagai media dakwah.

“Pertunjukan tersebut tak lepas dengan nilai filosofi, di mana dari tontonan manjadi tuntunan. Dalam hal ini, menuntun penontonnya untuk berpikir dari gambaran wayang tersebut, baik atau buruk yang disampaikan oleh dalang untuk diambil hikmah darinya,” kata Pak Erwin.

Mahasiswa yang hadir juga merasa gembira diadakan acara ini karena dapat menambah wawasan meraka terhadap sejarah budaya Nusantara dan juga Islam yang belum diketahuinya.

Alhamdulillah kita dapat mengambil ilmu dan menambah wawasan, khususnya tentang wawasan kebudayaan peradaban Islam, dan sejarah yang ada di Nusantara ini alhamdulillah kita dapatkan saat ini,” tutur Muhammad Nazrul Fikri, mahasiswa SPI semester VI.Ilham/red.

Views: 0

Facebook
Twitter
LinkedIn
Pinterest

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *