Seminar “Perkembangan Feminisme dalam Fiqih Modern” oleh HMJ HKI

Bangil, Dalwa Berita – Senin malam (17/03/2022) Himpunan Mahasiswa Jurusan Hukum Keluarga Islam (HMJ HKI) IAI Dalwa mengadakan seminar hukum bersama Ustadz Muhammad Adlika, S.Pd. di ruang Pascasarjana S2.

Seminar hukum kali ini membawakan tema “Perkembangan Feminisme dalam Fiqih Modern” yang dimoderatori oleh saudara Zuhdi Daffa.

Seminar yang dibuka untuk umum itu dimulai pukul 21.30 WIB. Para panitia HMJ HKI pun juga turut serta mengikuti seminar sampai selesai dikarenakan tema yang diambil adalah kejadian nyata yang harus mereka ketahui dan terlebih mereka luruskan.

Acara seminar bertujuan mengembangkan pemahaman mahasiswa, khususnya mahasiswa Prodi HKI yang minim pengetahuan tentang hukum kekeluargaan.

“Untuk mengembangkan pemahaman mahasiswa, khususnya mahasiswa Prodi HKI yang minim pengetahuan tentang hukum kekeluargaan. Dan tema yang saya ajukan ke panitia itu tentang feminisme. Dikarenakan di luar itu, paham feminisme ini tersudut kepada hukum kekeluargaan seperti faraoid, hak suami istri, dan tentang anak,” jelas Hanif Mukhlas selaku ketua panitia.

Ustadz Adlika mulai membahas tema tersebut dengan tafsirannya sendiri menjadi “Kasus Kesetaraan Gender Antara Islam dan Ateis” agar lebih mudah dipahami oleh peserta yang hadir. Beliau juga menyampaikan dan mengerucutkan pokok inti pembahasan kepada “Keadilan dan Kesetaraan”. Mulai dari tujuan pemikiran, perbedaan antara laki-laki dan perempuan secara syar’i dan biologis, kesetaraan dalam hal pokok, hak suami-istri, kasus warisan, kerancuan barat, hak warisan perempuan sebelum Islam, dan juga sikap Yahudi dan Nasrani terhadap wanita yang intinya adalah perintah berbuat keadilan dan menolak kesetaraan.

Ustadz Adlika selaku narasumber juga kagum dengan kepekaan mahasiswa HKI IAI Dalwa terhadap masalah yang terjadi di luar, meski keterbatasan akses dunia luar.

“Masya Allah ya, memang kepekaan mahasiswa Dalwa khususnya yang kita notabenya adalah santri, tentunya kita mengalami keterbatasan wasail (sarana) untuk mengetahui apa saja perkembangan di luar sana. Tapi santri, khususnya HKI itu sendiri, peduli dengan kejadian yang diluar sana,” ujar beliau.

Tidak hanya itu, seorang penulis buku “Titik Nol” itu juga memberikan alasan yang kuat terhadap fenomena feminisme yang harus diluruskan.

“Karena ini adalah suatu yang sangat diprihatinkan di luar sana, pengusung feminisme berbalut itu ada tujuan lain di sana, dan bukan hanya untuk mengusungkan hak, terlebih lagi mereka yang menggembor-gemborkan hak itu sebenarnya mereka tidak tahu akan hak mereka itu,” tambahnya di akhir acara.

Beliau juga menyampaikan pesan untuk para santri Dalwa.

“Gali terus kepantasan dan juga keilmuan. Jangan kita hanya memikirkan organisasi, karena oraganisasi penting, tapi ada yang lebih penting dari itu, yaitu mengasah kapasitas dan mumpuni kita. Bukannya apa, untuk terjun di masayarakat. Karena kebutuhan masayarakat itu banyak, sedangkan kejadian itu terus berubah setiap detiknya,” pesan beliau ketika wawancara.Ali/red.

Views: 7

Share:

More Posts

Send Us A Message