Dosen Pakar Hadits Universitas Hadramaut Yaman Sampaikan Teknik Artikulasi Hadits Nabi

dalwaberita.com-2-of-8-scaled

Bangil, Dalwa Berita – Prof. Dr. Alwi bin Hamid bin Syihabuddin, Pengasuh pondok pesantren Darul Hadist Hadhramaut-Yaman isi kegiatan halqah subhiyyah di masjid Baitul Ghoffar Ponpes Darullughah Wadda’wah pada Kamis pagi (15/8/2024).

Ketiga kalinya beliau menyambangi Dalwa (UII Dalwa), beliau selalu memberikan banyak keilmuan semenjak 2019 lalu pada mahasiswa maupun mahasiswi.

Pada kesempatan kali ini beliau menjelaskan salah satu teknik penyampaian hadist Rasulullah Shallallahu ‘alaihi Wasallam, diantaranya yang membuat redaksi hadist rasul tersampaikan dengan rapi dan tertata tanpa mengurangi keindahan dan ketinggian bahasa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi Wasallam.

“Rasulullah itu sabdanya terpisah-pisah sampai orang yang mendengar pasti bisa mengulangi apa yang beliau sampaikan,” jelas Prof. Alwi.

Lebih lanjut, Prof. Alwi menyinggung para da’i, ustaz dan pengajar di zaman sekarang, banyak yang tidak memperhatikan artikulasi ketika memaparkan materi pembelajaran ataupun dakwahnya, hal tersebut jauh dari cara Rasulullah Shallallahu ‘alaihi Wasallam.

“Di zaman sekarang banyak para ustaz, da’i dan guru-guru tak memperhatikan kalamnya ketika mengajar,” tegas pengarang kitab Tarikh berjudul Gazwaturasul tersebut.

Dosen Pakar ilmu hadist di Universitas Hadramaut Seiwun Yaman itu juga menceritakan adab dan akhlak para ulama Hadhramaut dulu ketika mereka mengajar, yang mana mereka mengulang penjelasan dan pemaparan mereka sampai murid-murid mampu menangkap apa yang mereka maksudkan.

Diantaranya beliau menceritakan kisah Al-Imam Al-Qodhi Al-Habib Ali Masyhur bin Muhammad bin Hafidz, Kakak dari Habib Umar bin Hafidz.

“Di Hadhramaut guru besar kami Al-Habib Ali Masyhur bin Muhammad bin Hafidz, beliau sangat perhatian masalah kalam, sampai beliau yakin semua muridnya paham,” ucap beliau.

Di akhir pengajiannya beliau berpesan kepada para mahasiswa agar fokus kepada apa yang mereka jalani sekarang. Jangan merepotkan dan memberatkan pikiran dengan sesuatu di masa depan yang belum tentu terjadi, terlebih lagi masalah jodoh.

“Engkau sekarang dalam masa menuntut ilmu, jangan beratkan pikiranmu, jangan pikirkan perihal menikah,” pungkas tersebut.Ipul/red.

Views: 38

Facebook
Twitter
LinkedIn
Pinterest

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *