Pangeran Karaeng Galesong putra Sultan Hassanuddin Kerajaan Goa Makassar dimakamkan di Ngantang Malang Jawa Timur.
Dia pangeran Bugis tapi sangat berjasa pada masyarakat Jawa. Karaeng Galesong termasuk pangeran muda yang cukup akresif memburu serdadu VOC Belanda di tanah Jawa.
Di usia 16 tahun dia diangkat sebagai komandan pasukan elit angkatan laut kerajaan Goa.
Ketika kerajaan Goa runtuh, ia tidak mau menyerah. Tetap melawan VOC. Bahkan pasukan lautnya memburu VOC hingga tanah Jawa.
Begitu tiba di kesultanan Banten, ia bergabung untuk menghancurkan penjajah asing.
Tidak lama dia di Banten, ia diminta bantuan dari Jawa Tengah dan Jawa Timur. Datanglah dia ke kota kediri Jawa Timur. Bersama pangeran Trunojoyo Madura, ia melawan kekejaman VOC yang bersekutu dengan Amangkurat I.
Ia datang ke Madura dan daerah-daerah lain di Jawa Timur. Gabungan Tentara VOC dan tentara Amangkurat terlalu kuat. Tapi Galesong tidak mau menyerah. Perang sampai mati. Itulah prinsipnya.
Ia terus didesak VOC. Kemudian membangun kekuatan di kota Bangil Pasuruan. Belanda terus mengejarnya bersama pasukan elitnya yang tinggal lima ribuan. Terdiri dari orang Bugis, Madura dan Jawa Timur. Ia pernah bersama pasukan elitnya menghabisi gabungan mataram dan voc di Probolinggo yang berjumlah dua belas ribu serdadu.
Akhirnya Galesong terdesak mundur di Blitar. Tentaranya sangat sangat tangguh. Dikepung puluhan ribu pasukan musuh, masih bisa lolos.
Pertahanan terakhir di Ngantang Malang. Daerah pegunungan dan pedalaman. VOC kesulitan menembus pertahanan di Ngantang.
Di kepung pun tidak pernah menyerah. Tentara elit Bugis dan Madura memang sangat kuat.
Pasukannya berguguran, syahid di beberapa kota di Jawa Timur. Ia tetap lantang keras melawan. Para pengkhianat dari pribumi termasuk paling keras ia lawan.
Konon menurut cerita warga setempat, Pangeran Galesong ditangkap diborgol dengan rantai besar dan dipendam hidup-hidup. Ia syahid membela jalan agama pada usia sangat muda. 24 tahun. Hebat.
Ngantang, 17 Juni 2022
Views: 6
