Dosen IAI Dalwa kembali menyandang gelar Doktor setelah sang Promovendus Dr. Sahri,M.H.I yang sekaligus menjabat sebagai Kaprodi SPI (Sejarah Peradaban Islam) Fakultas Adab IAI Dalwa mempertahankan Disertasinya di depan tujuh penguji yaitu Prof. Dr. H. Nurul Murtadlo,M.Pd., Prod. Dr. H.M. Zainuddin,MA., Prof. Dr. H. Imam Asrori,M.Pd., Dr. H. M. Abdul Hamid,MA., Dr. H. Syaiful Mustofa,M.Pd., Dr. H. Basri,MA.,M.Pd., Dr. H. Sutaman,MA. pada ujian terbuka Promosi Doktor yang digelar di Gedung B Lantai 4 Kampus 2 Pascasarjana UIN Maulana Malik Ibrahim Malang pada Rabu, 02 Februari 2022 dari pukul 10.00 sampai dengan 12.00 wib.
Dalam pemaparannya dengan berbahasa Arab murni Dr. Sahri,M.Pd.I menyampaikan bahwa bahasa Arab merupakan salah satu bahasa Semit yang tersebar di dunia, sedangkan bahasa Arab merupakan alat komunikasi. Dan keterampilan berbicara dalam berbahasa merupakan salah satu keterampilan dasar setelah keterampilan menyimak yang merupakan salah satu keterampilan berbahasa. tujuan studi Institut Darullughah Wadda’wah terkenal dengan keberhasilan nyata dalam mengajar bahasa Arab, karena guru dan siswanya berbicara bahasa Arab dalam interaksi sehari-hari mereka. Sebaliknya, bahasa Arab digunakan di lembaga ini sebagai bahasa pengantar di ruang kelas untuk kedua tingkat: Menengah dan sekunder. Tujuan penelitian yang beliau kemukakan adalah: 1) Mendeskripsikan pengajaran keterampilan berbicara di Institut Darullughah Wadda’wah ditinjau dari metode pengajaran bahasa Arab kepada non-penutur asli.2) Mendeskripsikan masalah yang dihadapi PonPes Darullughah Wadda’wah dalam mengajarkan keterampilan berbicara ditinjau dari metode pengajaran bahasa Arab kepada non-penutur asli.3) Mendeskripsikan upaya-upaya yang dilakukan PonPes Darullughah Wadda’wah berusaha memecahkan masalah dalam pengajaran keterampilan berbicara dalam kaitannya dengan metode pengajaran bahasa Arab kepada non-penutur asli.
Jenis penelitian yang beliau gunakan adalah penelitian deskriptif analitis, dimana peneliti mengikuti langkah-langkah sebagai berikut: 1) mengidentifikasi fenomena atau masalah, 2) menentukan sarana pengumpulan data seperti observasi, wawancara dan dokumen, 3) sampai pada hasil. Peneliti menggunakan pendekatan analisis data Mills dan Huberman, yang dilakukan dalam empat tahap: 1) pengumpulan data, 2) reduksi data, 3) penyajian data, dan 4) ekstraksi atau penarikan kesimpulan.
Hasil penelitian yang beliau peroleh adalah : A) Pengajaran keterampilan berbicara di PonPes Darullughah Wadda’wah Bangil terdiri dari empat jenjang pendidikan: Tingkat persiapan: 1) Tujuan pengajarannya: (a) Pengucapan suara , (b) Pengenalan beberapa kosakata bahasa Arab, (c) Kemampuan menggunakan kosakata bahasa Arab untuk ekspresi lisan secara sederhana. 2) Pokok bahasannya adalah percakapan. 3) Metode yang digunakan: metode audio-oral dan terjemahan. 4) Evaluasinya wawancara. Tingkat dasar: 1) Tujuan pendidikannya: (a) pengenalan kosakata bahasa Arab yang diperlukan dalam percakapan sehari-hari, (b) kemampuan menggunakan kosakata bahasa Arab dalam dialog. 2) Pokok pembahasannya adalah percakapan. 3) Metode yang digunakan: metode audio-lisan, terjemahan dan komunikatif. 4) Evaluasinya wawancara dan diskusi. Tingkat menengah: 1) Tujuan pendidikannya: (a) kemahiran dalam ekspresi lisan, (b) keterampilan dalam menyusun kalimat dengan benar, (c) menanamkan insting berbahasa Arab. 2) Pokok pembahasannya adalah diskusi. 3) Metode yang digunakan: metode selektif, sintesis atau selektif. 4) Evaluasinya diskusi. Tingkat lanjutan: 1) Tujuan pendidikannya: (a) untuk mencapai kefasihan berbicara (b) untuk menjadi akrab dengan kosa kata dan metode kontemporer Metode Modern (c) Perkembangan cita rasa Arab. 2) Pokok bahasannya adalah diskusi. 3) Metode yang digunakan: metode selektif, sintesis atau selektif. 4) Evaluasinya diskusi dan debat.
B) Masalah yang dihadapi oleh PonPes Darullughah Wadda’wah dalam mengajarkan keterampilan berbicara ditinjau dari metode pengajaran bahasa Arab kepada non-penutur asli: 1) Faktor internal: masalah guru: (a) kurangnya kursus pelatihan bahasa, (b) kurangnya makalah penelitian. (c) Beberapa dari mereka yang bertanggung jawab untuk mengajar bahasa Arab kepada non-penutur asli sering tidak memenuhi syarat secara praktis, pendidikan dan bahasa, dan mereka sedikit. Masalah pada siswa: (a) Kurangnya keinginan sebagian siswa untuk mempelajari bahasa Arab. (b) perbedaan individu (c) latar belakang kebahasaan siswa. 2) Faktor eksternal: (a) kepadatan siswa di dalam kelas (b) perbedaan tingkat kebahasaan siswa dalam satu kelas (c) adanya sikap negatif terhadap bahasa Arab.
C) Upaya yang dilakukan oleh PonPes Darullughah Wadda’wah untuk memecahkan masalah dalam pengajaran keterampilan berbicara berdasarkan metode pengajaran bahasa Arab kepada non-penutur asli: 1) Meningkatkan sumber daya manusia: (a) Kesadaran dengan mengirimkan guru untuk melanjutkan belajar di luar negara, (b) Mendorong guru untuk mengikuti seminar dan ziarah ilmiah dan latihan pendidikan bahasa, (c) mempekerjakan guru untuk melatih siswa yang berpartisipasi dalam kompetisi bahasa, (d) memberikan hadiah dan penghargaan kepada guru yang berprestasi di bidang pendidikan. 2) Menyediakan Sarana dan Prasarana: (a) laboratorium (b) televisi (c) kaset rekaman (d) majalah dan buletin berbahasa Arab. 3) Meningkatkan kemampuan berbahasa siswa melalui kegiatan berbahasa: (a) menciptakan lingkungan bahasa Arab (b) mendatangkan penutur asli (c) mengadakan kursus pelatihan bahasa khusus untuk siswa baru (d) latihan berbicara (e) mengadakan hukuman bagi pelanggar dalam bahasa Arab (f) Pengumuman dan instruksi dalam bahasa Arab. Novelty yang beliau temukan dalam Disertasi tersebut adalah bahwa pembentukan lingkungan linguistik dan teladan guru dalam melatih keterampilan berbicara adalah keberhasilan mengajar keterampilan berbicara.Randisyah/red.
Views: 8
