BEM IAI Dalwa Adakan Diklat Kepemimpinan dan Keorganisasian

Bangil, Dalwa Berita – Mahasiswa IAI Dalwa menghadiri seminar Latihan Dasar Kepemimpinan (LDK) yang diselenggarakan oleh BEM IAI Dalwa di Rhosefah Room, Dalwa Hotel Syariah pada Jumat (4/2/2022).

Kegiatan yang bertema “Eksistensi Mahasiswa Santri Sebagai Pemimpin di Era Bonus Demografi 2045” ini digelar dalam rangka mempersiapkan sumber daya manusia khususnya mahasiswa dalam masa produktif Indonesia di tahun 2045 mendatang.

“Jadi, bonus demografi 2045 itu Indonesia mengalami masa keemasan. Dimana dalam perkiraan para ilmuwan, 100 tahun lagi Indonesia sudah menuju ke negara maju. Semua masyarakat produktif. (Harapannya) Eksistensi Mahasantri bisa mengimbangi bonus demografi dengan pelatihan ini,” ujar Chotib Maulana selaku Ketua Panitia kegiatan tersebut.

Seminar ini terbagi menjadi empat sesi dengan masing-masing sesi dinarasumberi oleh para dosen yang mumpuni dan kompeten di bidangnya.

Pada sesi pertama yang berlangsung pukul 08.53 WIB, Ustaz Luthfi Rahman Al Habsyi, M.Pd.I. menyatakan bahwa kegiatan organisasi berperan penting dalam melatih jiwa kepemimpinan seseorang.

“Inti dari kegiatan organisasi adalah sebagai wadah untuk menumbuh kembangkan bakat yang dimiliki. Karena kalau nggak ada itu, mereka nggak ada bekal atau pengembangan diri dari awal,” tutur Wakil Rektor III IAI Dalwa itu.

Selanjutnya pada sesi kedua, Dosen Filsafat dan Tasawwuf UIN Maulana Malik Ibrahim Malang, Dr. KH. Ahmad Barizi, M.A. dengan tema “Mempersiapkan Santri Sebagai Pemimpin di Era Bonus Demografi 2045 dalam Membangun Peradaban Bangsa”. Beliau mengatakan bahwa tema yang diangkat panitia seminar sesuai dengan eksistensi pesantren dan santri saat ini.

“Tema ini relevan dengan pesantren yang secara eksistensial. Pesantren itu bisa dikatakan sebagai laboratorium Islam di Indonesia. Cukup beralasan kalau pemimpin bangsa suatu ketika akan lahir dari pesantren, dan itu sudah terbukti, misalnya, tahun lalu: Gus Dur,” ungkap alumni Pondok Pesantren Annuqayah Sumenep, Madura tersebut.

Dosen lulusan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ini juga menyebutkan tentang upaya-upaya yang dilalui untuk mempersiapkan santri sebagai pemimpin.

“Kegiatan BEM sebagai leadership school sangat relevan; memimpin musyawarah, bahkan mendesain sebuah acara. Hal ini luar biasa menjadikan santri seorang pemimpin organisasi dan suatu saat menjadi pemimpin negara,” jelasnya.

 

Pada sesi ketiga, Dr. Ali Zainal Abidin Bilfaqih, M.Pd. menyebutkan tentang usaha seseorang dalam memanajemen diri untuk membentuk jiwa kepemimpinan

“Belajar bisa berbicara di depan umum, mau mendengarkan pendapat orang lain, meningkatkan ilmu, wawasan, integritas, kejujuran, kemandirian termasuk pendalaman ilmu agama di pesantren merupakan syarat menjadi pemimpin yang baik,” ujarnya.

 

Adapun dalam sesi terakhir, panitia menghadirkan Ustaz Reza Praselanova, M.I.Kom., C.I., M.NLP. yang membahas tentang manfaat mempelajari komunikasi kepemimpinan.

“Pemimpin yang hebat punya banyak skill dalam kepemimpinan, salah satu yang utama adalah cara dia bicara,” ungkapnya

Beliau berharap kepada para peserta seminar dapat mempraktikkan ilmunya ketika nanti terjun di masayarakat.

“Ketika menjadi pemimpin mereka gak bingung lagi (karena) mereka sudah punya modal bagaimana berkomunikasi kepada orang yang dinaunginya khususnya pada tema ini bahwa Indonesia akan menjadi Indonesia emas di tahun 2045. Tapi kesempatan itu tidak akan kita ambil kalau SDM nya tidak diberi bekal khususnya tentang komunikasi kepemimpinan,” ujar beliau saat diwawancarai oleh Tim Dalwa Berita.

Acara berakhir pada pukul 20.45 WIB, ditutup dengan penyerahan cendera mata kepada narasumber oleh panitia kegiatan.Asrofi/red.

Views: 10

Share:

More Posts

Send Us A Message