UII DALWA – Program Studi Sejarah Peradaban Islam (SPI) Fakultas Adab UII Dalwa menggelar kegiatan ilmiah bertajuk Pameran Manuskrip dan Workshop Pengenalan Aksara Nusantara dengan tema “Manuskrip Bicara, Aksara Bercerita: Mengungkap Inspirasi Keilmuan dari Masa Lalu dan Menjaga Warisan Intelektual Bangsa” pada Jumat, 7 November 2025 bertempat di Lantai 2 Mabna Abuya Hasan.
Kegiatan akademik tersebut menghadirkan dua narasumber nasional yang kompeten di bidang sejarah dan filologi, yakni Dr. Abimardha Kurniawan, M.A. (Dosen Universitas Airlangga Surabaya) dan Rakai Hino Galeswangi, M.Pd. (Sejarawan, Tim Ahli Cagar Budaya Kota Malang, serta Dosen UII Dalwa). Keduanya memaparkan pentingnya naskah dan aksara Nusantara sebagai sumber inspirasi keilmuan Islam yang merekam dinamika intelektual dan spiritual bangsa Indonesia dari masa ke masa.
Dalam sambutannya, Wakil Rektor 3 Dr. Imaduddin,M.Pd.I, menegaskan bahwa kegiatan ini merupakan bagian dari upaya akademik Prodi SPI untuk memperkuat literasi sejarah dan budaya di lingkungan mahasiswa.
“Pameran dan workshop ini menjadi ruang belajar historis yang hidup. Kami ingin mahasiswa memahami bahwa manuskrip adalah jejak peradaban Islam Nusantara yang sarat nilai, dan menjaga naskah berarti menjaga warisan intelektual bangsa,” ungkapnya.
Pameran manuskrip menampilkan beragam koleksi naskah kuno yang menggambarkan kekayaan intelektual para ulama dan cendekiawan Muslim di Nusantara. Adapun workshop pengenalan aksara Nusantara mengajak peserta untuk mengenal dan mempraktikkan berbagai aksara tradisional seperti Pegon, Jawi, dan Jawa Kuno, yang selama berabad-abad menjadi medium penulisan ilmu pengetahuan dan karya keagamaan di dunia Islam Nusantara.
Dalam pemaparannya, Dr. Abimardha Kurniawan menyampaikan bahwa manuskrip adalah pintu menuju identitas dan akar ilmu pengetahuan bangsa.
“Aksara bukan sekadar simbol bahasa, melainkan simbol peradaban. Dengan memahami aksara Nusantara, kita menemukan kembali akar keilmuan dan kebudayaan Islam Indonesia yang luhur,” tuturnya.
Sementara itu, Rakai Hino Galeswangi, M.Pd. menyoroti pentingnya konservasi dan digitalisasi naskah kuno agar tetap dapat diakses oleh generasi muda.
“Manuskrip adalah saksi bisu perjalanan bangsa. Tanpa pelestarian yang serius, kita berisiko kehilangan sumber ilmu dan jati diri sejarah kita sendiri,” ujarnya.
Kaprodi SPI Ust Samsul Huda,M.Pd menyampaikan bahwa kegiatan ini mendapat apresiasi luas dari sivitas akademika UII Dalwa serta para pemerhati sejarah dan budaya.
“Melalui inisiatif ilmiah seperti ini, UII Dalwa mempertegas komitmennya sebagai kampus berreputasi nasional yang berperan aktif dalam pengembangan studi keislaman, sejarah, dan kebudayaan Nusantara, sekaligus menjaga kesinambungan warisan intelektual bangsa bagi generasi mendatang”, pungkasnya.Randi.S./red.



