Serukan Misi Persatuan ASEAN Melalui Lagu Kebangsaan, Dosen UII Dalwa Presentasi di SPAFACON Bangkok Thailand

WhatsApp Image 2024-08-08 at 12.24.06

Penelitian lagu kebangsaan menjadi salah satu bahan presentasi pada Konferensi Internasional SPAFACON (Southeast Asian Ministers of Education Organization Regional Centre for Archaeology and Fine Arts Conference) 2024, yang digelar pada 10–14 Juni di Bangkok, Thailand.

Rakai Hino Galeswangi, M.Pd Dosen UII Dalwa mempresentasikan hasil penelitiannya dengan judul “Lyrics of the National Anthem: Symbol of ASEAN Unity”.

Penelitian tersebut berawal dari data yang dimiliki Museum Musik Indonesia (MMI), berupa piringan hitam asli “Indonesia Raja” hasil rekaman Lokananta berukuran 7 inci, yang berisi lagu Indonesia Raya dengan tiga stanza.

Hengki Herwanto, pendiri sekaligus kurator Museum Musik Indonesia (MMI), mengajak dosen Sejarah Peradaban Islam Universitas Islam Indonesia UII Dalwa, Rakai Hino Galeswangi, yang juga merupakan ketua Tim Ahli Cagar Budaya (TACB) Kota Malang, untuk bersama-sama meneliti lagu kebangsaan negara-negara ASEAN.

“Semua orang dapat meneliti. Hanya saja kemauan setiap orang berbeda. Kami berharap hasil penelitian ini dapat memberikan kontribusi signifikan dalam memperkuat persatuan negara-negara ASEAN, melalui pemahaman lebih dalam tentang lagu kebangsaan masing-masing negara,” ujar Ustadz Rakai, Sabtu (8/6/2024)

Setelah mendapatkan informasi mengenai konferensi SPAFACON yang membahas budaya, arkeologi, sejarah, dan seni, keduanya pun dengan bersemangat meneliti lagu-lagu kebangsaan negara ASEAN melalui kajian historis dan budaya, dan menyusun analisis serta rangkuman dalam bentuk abstrak untuk dipresentasikan.

Dalam penelitian, ditemukan bahwa meskipun terdapat beberapa versi lagu kebangsaan, hanya satu versi yang digunakan untuk acara resmi untuk acara kenegaraan, seperti saat pengibaran bendera.

Melalui analisis lirik, ditemukan bahwa sepuluh lagu kebangsaan negara ASEAN, kecuali Brunei yang isi lagunya lebih kepada memuliakan raja, sedangkan lagu kebangsaan lainnya mengandung kata ‘rakyat’ dan ‘tanah air’. Fakta tersebut menandakan bahwa rakyat memiliki tanggungjawab untuk memakmurkan negaranya.

“Kami merasa senang dengan terpilih menjadi peserta konferensi SPAFACON , dan berharap mampu membawa perspektif baru bagi peserta konferensi. Penelitian ini mengkaji dimensi formal dari lirik terbaru lagu kebangsaan, termasuk lagu Indonesia Raya,” ungkap Rakai.

Keberangkatan Ustadz Rakai mendapatkan rekomendasi dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek), serta mendapatkan dukungan akomodasi dari UII Dalwa serta Indonesiana.

Menurut Ustadz Rakai, dirinya selalu teringat pengalaman unik selama meneliti selama enam bulan. Saat itu sempat kesulitan mendapatkan data tentang lagu kebangsaan Filipina. Pucuk dicinta ulam tiba, secara kebetulan seorang mahasiswa asal negeri Mutiara Laut dari Orien datang mengunjungi MMI. Pada akhirnya mahasiswa tersebut dengan sukarela membantu memberikan referensi, yang hingga kini disimpan dengan rapi.

Ustadz Rakai berharap hasil penelitian mereka mampu menjadi inspirasi bagi Dosen yang lain untuk terus bersinar di panggung internasional. “Kami percaya bahwa partisipasi kami di SPAFACON 2024 Thailand akan membawa dampak positif. Semoga penelitian ini menjadi langkah awal bagi UII Dalwa untuk terus tumbuh dan berkembang, sebagai kampus yang berkontribusi nyata di bidang penelitian sejarah dan budaya,” tutupnya. (Dsy/MAS)

Views: 122

Facebook
Twitter
LinkedIn
Pinterest

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *