Manajemen Kelas

Peranannya Dalam Membentuk Proses Pembelajaran  Yang Inovatif

Oleh: Moh. Tohiri Habib, M.Pd.

  1. PENDAHULUAN

Pendidikan pada dasarnya merupakan usaha sadar untuk menumbuhkembangkan potensi sumber daya manusia peserta didik dengan cara mendorong dan memfasilitasi kegiatan belajar mengajar peserta didik. Salah satu unsur penting dalam pendidikan adalah guru. Guru merupakan ujung tombak dalam dunia pendidikan. Hal ini mengingat karena keberadaan guru yang merupakan pihak yang paling sering berinteraksi dengan peserta didik, khususnya ketika mereka di sekolah. Guru tidak hanya bertugas mentransfer berbagai ilmu pengetahuan, ia juga berperan sebagai fasilitator, organisator, motivator, mediator, dan evaluator, sehingga proses belajar mengajar dapat berlangsung secara efektif.

Untuk menciptakan proses belajar mengajar yang efektif,  calon guru, guru baru, bahkan guru yang telah berpengalaman harus memperhatikan beberapa asepk penunjang pendidikan. Salah satu aspek pendidikan yang sangat urgen untuk diperhatikan dan dilaksanakan dengan baik agar proses belajar mengajar dapat berjalan dengan optimala dalah manajemen kelas.

Manajemen kelas merupakan serangkaian perilaku guru dalam upayanya menciptakan dan memelihara kondisi kelas yang memungkinkan para peserta didik mencapai tujuan-tujuan belajarnya secara efesien atau memungkinkan peserta didik belajar dengan baik.

Ruang kelas menjadi tempat bertemu dan terjadinya proses interaksi antara guru dan peserta didik dan kemudian terjadi proses belajar mengajar . Guru dengan segala kemampuannya, siswa dengan segala latar belakang dan potensinya, kurikulum dengan segala komponennya, metode dengan pendekatannya, media dengan segala perangkatnya, materi dengan segala sumber belajarnya bertemu dan berinteraksi di dalam kelas. Lebih lanjut hasil pembelajaran ditentukan pula oleh apa yang terjadi di kelas. Oleh karena itu, sangat diperlukan adanya manajemen kelas yang inovatsi, yang dikelola secara baik,  profesional, serta relevan dan kondisi peserta didik dan ruang kelas.

Untuk membahas hal tersebut, makalah yang sederhana ini akan menguraikan beberapa hal yang berkenaan dengan manajemen kelas, yaitu seputar pengertian, tujuan dan pendekatan dalam manajemen kelas; fungsi dan masalah manajemen kelas; prosedur manajemen kelas ; serta rancangan prosedur manajemen kelas.

  1. MANAJEMEN KELAS
  2. Pengertian, Tujuan dan Pendekatan dalam Manajemen Kelas

Kata “manajemen” berasal dari bahasa Prancis kuno ménagement, yang memiliki arti seni melaksanakan dan mengatur. Dalam hal ini, manajemen belum memiliki definisi yang mapan dan diterima secara universal. Mary Parker Follet, misalnya, mendefinisikan manajemen sebagai seni menyelesaikan pekerjaan melalui orang lain[1]. Definisi ini berarti bahwa seorang manajer bertugas mengatur dan mengarahkan orang lain untuk mencapai tujuan organisasi.

Sedangkan manajemen kelas dalam bahasa Inggris sering disitilahkan dengan clasroom  management  atau dalam bahasa Arab dikenal dengan sebutan idarat al-fashl. Pengertian  dalam skup ini pada umumnya juga berkenaan dengan kegiatan-kegiatan yang meliputi perencanaan, perngorganisasian, pengarahan, pengkoordinasian, pengawasan dan penilaian.

Wilford A. Weber (James M. Cooper, 1995 : 230) mengemukakan bahwa Classroom management is a complex set of behaviors the teacher uses to establish and maintain classroom conditions that will enable students to achieve their instructional objectives efficiently – that will enable them to learn.

Pengertian di atas menekankan bahwa manajemen kelas lebih mengarah pada seperangkat perilaku yang kompleks dimana guru menggunakan untuk menata dan memelihara kondisi kelas yang akan memampukan para siswa mencapai tujuan pembelajaran secara efesien.

Made Pidarta, (1988:  4) memiliki pandangan yang lebih bersifat umum dari pada pandangan di atas, dia menyatakan bahwa manajemen kelas ialah proses mengintegrasikan sumber-sumber daya manusia (pelayan pendidikan) yang saling berhubungan serta menjadi sistem total untuk menyelesaikan suatu tujuan.

Berdasarkan uraian di atas, penulis dapat mendefinisikan manajemen kelas sebagai serangkaian tindakan yang dilakukan guru dalam upaya menciptakan kondisi kelas agar proses belajar mengajar dapat berjalan sesuai dengan tujuannya. Secara sederhana juga dapat dikatakan bahwa manajemen kelas adalah upaya untuk menjaga dan mempertahankan ketertiban kelas yang memungkinkan siswa dalam kelas tersebut dapat belajar dengan efektif.

Sedangkan tindakan-tindakan yang perlu dilakukan guru dalam menciptakan kondisi kelas adalah melakukan komunikasi dan hubungan inter-personal  antara guru-siswa secara timbal balik dan efektif, selain melakukan perencanaan/persiapan mengajar.

Adapun mengenai tujuan manajemen kelas sebenarnya sangat sulit untuk menentukan penjelasan yang pasti terhadap satu permasalahan tujuan. Hal itu disebabkan banyaknya tujuan yang dikemukakan oleh masing-masing manajemen/organisasi, serta semakin meluasnya makna yang terkandung di dalamnya. Kendatipun demikian penyusun mencoba mengemukakan tujuan manajemen kelas sesuai dengan rumusan dari Dirjend. PUOD dan Dirjend. Dikdasmen (1996 : 2 ) sebagaimana berikut  :

  1. Mewujudkan situasi dan kondisi kelas, baik sebagai lingkungan belajar maupun sebagai kelompok belajar, yang memungkinkan peserta didik untuk mengembangkan kemampuan semaksimal mungkin.
  2. Menghilangkan berbagai hambatan yang dapat menghalangi terwujudnya interaksi pembelajaran.
  3. Menyediakan dan mengatur fasilitas belajar yang mendukung dan memungkinkan siswa belajar sesuai dengan lingkungan sosial, emosional dan intelektual siswa dalam kelas.
  4. Membina dan membimbing siswa sesuai dengan latar belakang sosial, ekonomi, budaya serta sifat-sifat individunya.

Sedangkan pendekatan-pendakatan operasional yang dapat digunakan dalam pengelolaan atau manajemen kelas, menurut Wilford A. Weber (James M. Cooper, 1995 : 233), adalah   sebagai berikut :

  1. Pendekatan Otoriter, yang berarti, upaya menciptakan dan mempertahankan ketertiban suasana kelas melalui penggunaan disiplin, siswa perlu diawasi dan diatur.
  2. Pendekatan intimidasi, atau kegiatan guru untuk menciptakan dan mempertahankan ketertiban suasana kelas melalui intimidasi.
  3. Pendekatan permisif, yaitu memberikan kebebasan siswa, apa yang ingin dilakukannya, sementara guru hanya mengawasinya.
  4. Pendekatan masak. Pendekatan ini dilakukan dengan menciptakan suasana kelas yang mengikuti petunjuk/resep yang telah disajikan terlebih dahulu, mengenai apa yang boleh dan apa yang tidak.
  5. Pendekatan instruksional, yaitu seperangkat kegiataan guru untuk menciptakan suasana kelas yang efektif melalui perencanaan pembelajaran yang bermutu dan dilaksanakan dengan baik.
  6. Pendekatan modifikasi tingkah laku, dengan mengembangkan tingkah laku peserta didik yang diinginkan dengan mengurangi tingkah laku yang tidak diinginkan.
  7. Pendekatan penciptaan iklim sosio-emosional, yaitu dengan mengembangkan hubungan interpersional yang baik dan iklim sosio-emosional kelas yang positif antar guru dan siswa.
  8. Pendekatan sistem proses kelompok atau dinamika kelompok, yakni upaya menumbuhkan dan mempertahankan organisasi atau kelompok kelas yang efektif.

Dari delapan pendekatan tersebut yang dianggap mampu untuk mengoptimalisasikan pengelolaan kelas secara efektif adalah pendekatan modifikasi perilaku, iklim sosio-emosional, dan sistem proses kelompok/dinamika kelompok.

 

  1. Fungsi dan Masalah Manjemen Kelas

Selain memberi makna penting bagi tercipta dan terpeliharanya kondisi kelas yang optimal, manajemen kelas juga memiliki fungsi-fungsi tertentu. Fungsi manajemen adalah elemen-elemen dasar yang akan selalu ada dan melekat di dalam proses manajemen yang akan dijadikan acuan oleh manajer dalam melaksanakan kegiatan untuk mencapai tujuan.

Fungsi manajemen secara umum pertama kali diperkenalkan oleh seorang industrialis Perancis bernama Henry Fayol pada awal abad ke-20 (http://id.wikipedia.org/wiki/Manajemen). Secara garis besarnya, manajemen kelas dapat berfungsi sebagai :

  1. Perencanaan (planning) adalah memikirkan apa yang akan dikerjakan dengan sumber yang dimiliki. Perencanaan dilakukan untuk menentukan tujuan perusahaan secara keseluruhan dan cara terbaik untuk memenuhi tujuan itu. Dalam hal ini guru mengevaluasi berbagai rencana alternatif sebelum mengambil tindakan dan kemudian melihat apakah rencana yang dipilih cocok dan dapat digunakan untuk mencapai tujuan pembelajaran. Perencanaan merupakan proses terpenting dari semua fungsi manajemen karena tanpa perencanaan, fungsi-fungsi lainnya tak dapat berjalan.
  2. Pengorganisasian (organizing) dilakukan dengan tujuan membagi suatu kegiatan besar menjadi kegiatan-kegiatan yang lebih kecil. Pengorganisasian mempermudah guru dalam melakukan pengawasan terhadap cara kerja peserta didik. Pengorganisasian dapat dilakukan dengan cara menentukan tugas apa yang harus dikerjakan, siapa yang harus mengerjakannya, bagaimana tugas-tugas tersebut dikelompokkan, dan lain sebagainya.
  3. Pengarahan (directing) adalah suatu tindakan untuk mengusahakan agar semua anggota kelompok berusaha untuk mencapai sasaran sesuai dengan perencanaan Dalam hal ini yang dibutuhkan adalah kepemimpinan (leadership) seorang guru.
  4. Pengevaluasian (evaluating) adalah proses pengawasan dan pengendalian proses belajar mengajar untuk memastikan bahwa jalannya pembelajaran sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan. Seorang guru juga dituntut untuk menemukan masalah yang ada dalam operasional pembelajaran, kemudian memecahkannya sebelum masalah itu menjadi semakin besar.

Adapun masalah-masalah yang sering dijumpai dalam manajenen kelas, secara garis besar dapat dikelompokkan ke dalam dua kategori yaitu : masalah individual dan masalah kelompok. Munculnya masalah individual disebabkan beberapa kemungkinan tindakan siswa seperti :

  1. Tingkah laku yang ingin mendapat perhatian orang lain.
  2. Tingkah laku yang ingin menujukkan kekuatan
  3. Tingkah laku yang bertujuan menyakiti orang lain
  4. Peragaan ketidakmampuan

Sedangkan masalah-masalah kelompok yang kadang muncul dalam kelas dapat berupa  :

  1. Kelas kurang kohesif lantaran alasan tingkat kemampuan, jenis kelamin, suku, tingkatan sosial ekonomi, dan sebagainya
  2. Penyimpangan dari aturan-aturan yang telah disepakati sebelumnya
  3. Anggota kelas mereaksi negatif terhadap salah seorang anggotanya
  4. Kelompok cenderung mudah dialihkan perhatiannya dari persoalan-persoalan yang sedang dikerjakan.
  5. Prosedur dan Rancangan Manajemen Kelas

Manajemen kelas merupakan suatu tindakan yang menunjukkan kepada kegiatan-kegiatan yang berusaha menciptakan dan mempertahankan kondisi yang optimal bagi terjadinya proses pembelajaran yang efektif. Jadi prosedur manajemen kelas adalah serangkaian langkah kegiatan manajemen kelas yang dilakukan bagi terciptanya kondisi optimal serta mempertahankan kondisi optimal tersebut supaya proses pembelajaran dapat berlangsung secara efektif dan efesien.

Memperhatikan dua dimensi tindakan dalam manajemen kelas, maka prosedur atau langkah-langkah manajemenpun bertumpu pada prosedur dimensi pencegahan dan prosedur dimensi penyembuhan.

Adapun langkah langkah pencegahannya sebagai berikut :

  1. Peningkatan kesadaran diri sebagai guru
  2. Peningkatan kesadaran peserta didik
  3. Sikap tulus dari guru
  4. Mengenal dan menemukan alternatif pengelolaan
  5. Menciptakan kondisi sosial yang adaptif

Sedangkan langkah-langkah prosedur dimensi penyembuhan dapat berupa :

  1. Mengidentifikasi masalah
  2. Menganalisis masalah
  3. Menilai alternatif-alternatif pemecahan
  4. Mendapatkan balikan

Rancangan dapat diartikan sebagai serangkaian kegiatan yang disusun secara sistematis berdasarkan pemikiran yang rasional untuk mencapai tujuan tertentu. Dalam kaitannya dengan tugas guru menyusun rancangan prosedur manajamen kelas berarti guru menentukan serangkaian kegiatan tentang langkah-langkah manajemen kelas yang disusun secara sistematis berdasarkan pemikiran yang rasional untuk menciptakan kondisi lingkungan yang optimal bagi keberlangsungan kegiatan belajar siswa.

Dalam penyusunan rancangan prosedur manajemen kelas dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain :

  1. Pemahaman terhadap arti, tujuan, dan hakikat manajemen kelas
  2. Pemahaman terhadap hakikat peserta didik yang sedang dihadapi
  3. Pemahaman terhadap bentuk penyimpangan serta latar belakang tindakan penyimpangan yang dilakukan peserta didik
  4. Pemahaman terhadap pendekatan-pendekatan yang dapat digunakan dalam manajemen kelas
  5. Pemilikan pengetahuan dan keterampilan dalam membuat rancangan prosedur manajemen kelas.
  6. Penerapan Manajemen Kelas yang Inovatif dalam Pembelajaran Bahasa Arab

 

Dalam upayanya menciptakan pembelajaran yang kreatif, efektif dan menyenangkan bagi peserta didik, guru perlu melakukan manajemen kelas yang inovatif.

Untuk dapat menciptakan manajemen kelas yang inovatif, khususnya dalam pembelajaran bahasa Arab, penyusun beranggapan, setidaknya ada dua hal yang harus diperhatikan dan dijalankan, yaitu :

  1. Melakukan manajemen ruang kelas

Pengelolaan atau manajemen ruang kelas dapat mencakup pada ukuran bentuk kelas, bentuk serta ukuran bangku dan meja belajar, jumlah siswa dalam satu kelas dan dalam satu kelompok, serta komposisi siswa dalam kelompok tertentu, seperti siswa yang kurang pandai dan pandai, pria dan wanita.

Dalam pengelolaan raung kelas, guru dapat memilih beberapa model penataan ruang kelas yang banyak dicontohkan pada buku-buku pembelajaran aktif (active learning)[2].  Model-model itu di antaranya adalah :

  • Model corak tim, yaitu dengan mengelompokkan meja-meja setengah lingkaran di ruang kelas agar memungkinkan guru untuk melakukan interaksi tim.
  • Model meja konferensi, di mana penyusunan meja belajar dibuat seperti meja konferensi. Model ini dapat mengurangi peran pengajar dan menambahkan peran peserta didik dalam pembelajaran.
  • Model workstation, susunan ini tepat untuk lingkungan tipe laboratorium, meja belajar disusun secara berhadap-hadapan yang dapat mendorong partner belajar untuk menempatkan dua peserta didik pada tempat yang sama. Dan masih banyak lagi bentuk model-model pengelolaan kelas yang dapat dipilih dan digunakan oleh guru.

Dalam memilih model penataan ruang kelas, guru harus memperhatikan kondisi fisik ruang kelas, jumlah siswa serta kerelevansian sebuah model dengan metode pembelajaran yang akan dipergunakan.

  1. Menggunakan teknik pembelajaran aktif

Ada banyak teknik pembelajaran aktif dari mulai yang sederhana – yang tidak memerlukan persiapan lama dan rumit serta dapat dilaksanakan relatif dengan mudah — sampai dengan yang rumit – yaitu yang memerlukan persiapan lama dan pelaksanaan cukup rumit[3].

Beberapa jenis teknik pembelajaran aktif yang dapat digunakan antara lain adalah:

  • Think-Pair-Share

Dengan cara ini peserta didik diberi pertanyaan atau soal untuk dipikirkan sendiri kurang lebih 2-5 menit (think) -soal dapat berupa qawa`id atau bahan qir`ah untuk diterjemahkan- kemudian peserta didik diminta untuk mendiskusikan jawaban atau pendapatnya dengan teman yang duduk di sebelahnya (pair). Setelah itu pengajar dapat menunjuk satu atau lebih siswa guna menyampaikan pendapatnya atas pertanyaan atau soal itu bagi seluruh kelas (share).

  • Collaborative Learning Groups

Dibentuk kelompok yang terdiri dari 4-5 orang yang dapat bersifat tetap sepanjang semester atau bersifat jangka pendek untuk satu pertemuan. Untuk setiap kelompok dibentuk ketua kelompok dan penulis. Kelompok diberikan tugas untuk dibahas dan didiskusikan bersama. Seringkali tugas ini berupa diskusi atau percakapan (muhadatsah). Tugas yang diberikan kemudian bisa diselesaikan dalam bentuk catatan singkat mengenai muhadtasah atau mempraktekkan langsung percakapan tersebut di depan kelas.

  • Exam questions writting

Untuk mengetahui apakah peserta didik sudah menguasai bahan ajar tidak hanya diperoleh dengan memberikan ujian atau tes. Meminta setiap siswa untuk membuat soal ujian atau tes yang baik dapat meningkatkan kemampuan mereka mencerna bahan ajar yang telah diberikan sebelumnya.

Teknik ini dilakukan dengan cara meminta setiap peserta didik untuk membuat dan menuliskan pertanyaan dalam secarik kertas seputar materi yang telah diajarkan, kemudian guru secara langsung bisa membahas dan memberi komentar atas beberapa soal yang dibuat oleh siswa di depan kelas dan/atau kemudian memberikan umpan balik, dan memberikan kesempatan kepada siswa yang lain untuk menjawabnya terlebih dahulu.

Untuk menerapkan pembelajaran aktif beberapa hal harus diperhatikan agar tujuan pembelajaran dapat dicapai sebagaimana mestinya. Melupakan hal-hal ini dapat saja membuat pembelajaran aktif tidak berhasil dan mengakibatkan tujuan pembelajaran tidak tercapai.

Hal-hal yang harus diperhatikan di antaranya adalaha tujuan pembelajaran aktif harus ditegaskan dengan jelas, guru harus memberikan pengarahan yang jelas kepada setiap kelompok yang dibentuk,  peserta didik harus diberitahu mengenai apa yang akan dilakukan, dan yang paling penting adalah mempertimbangkan kesesuaian antara teknik pembelajaran yang akan digunakan dengan materi atau bahan ajar, kondisi kelas, serta ketersediaan sarana dan waktu pembelajaran.

  1. PENUTUP
  2. Kesimpulan

Peran guru sebagai pengajar mewajibkan guru menyampaikan sejumlah materi pelajaran sesuai dengan garis-garis program pengajaran.

Guru harus memiliki, memahami dan terampildalam menggunakan bermacam-macam pendekatan dalam manajerial kelas, meskipun tidak semua pendekatan yang dipahami dan dimilikinya dipergunakan bersamaan atau sekaligus. Dalam hal ini, guru dituntut untuk terampil memilih atau bahkan memadukan pendekatan yang dianggap meyakinkan untuk menangani kasus manajemen kelas yang tepat dengan masalah yang dihadapinya.

Guru mempunyai peranan yang besar dalam menentukan keberhasilan manajemen kelas maupun manajemen pembelajaran. Penciptaan sistem lingkungan yang merangsang anak untuk belajar sangat diperlukan karena hanya dengan situasi belajar seperti itulah tujuan akan tercapai.

  1. Saran-saran

Dari uraian makalah ini, maka diharapkan agar para guru :

  1. Bersegera menyadari diri akan potensi yang dimiliki untuk mengembangkan masyarakat indonesia.
  2. Belajar dari segala kekurangan, kekhilafan, serta berusaha untuk membenahinya.

 

 

 

 

 

  1. DAFTAR BACAAN
  2. Dirjen PUOD dan Dirjen Dikdasmen,Pengelolaan Kelas Seri Peningkatan Mutu Jakarta : Depdagri dan Depdikbud. 1996
  3. James M Cooper, Classroom Teaching Skills, D.C. Heath and Company, Lexington 1995
  4. Made Pidarta, Manajemen Pendidikan Indonesia, Bina Aksara, Jakarta, 1988
  5. Tjiptohadi, Diklat Nasional Strategi Pengembangan Manajemen Kelas Inovatif , LPPAPSI, Universitas Airlangga, 2008
  6. M.A. Ari Samadhi, Active Learning, TIW (Teaching Improvement Workshop Engineering Education Development Project)
  7. Org/Wiki/Manajemen, didownload pada tanggal 28 Desember 2009

 

[1] http://id.wikipedia.org/wiki/Manajemen, didownload pada tanggal 28 Desember 2009

 

[2] Model-model penataan ruang kelas ini penulis ambil dari hasil Diklat Nasional Strategi Pengembangan Manajemen Kelas Inovatif  oleh Prof.Tjiptohadi S, M.Ec.,Ph.D,Ak

[3] Contoh-contoh teknik pembelajaran aktif dalam  makalah ini diambil dan diadaptasikan kembali dari   tulisan T.M.A. Ari Samadhi yang berjudul Active Learning, yang dikeluarkan oleh TIW (Teaching Improvement Workshop Engineering Education Development Project)

Views: 1

Like this article?

Share on Facebook
Share on Twitter
Share on Linkdin
Share on Pinterest

Leave a comment